Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBL – Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Karakteristik PembelajaranPembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang harus mempersiapkan generasi Abad 21 dengan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK atau ICT) yang berkembang begitu cepat. Perkembangan Teknologi tersebut mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pada proses pembelajaran. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya. Melalui kurikulum ini, guru dapat memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat masing-masing peserta didik.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas,
pendekatan pembelajaran yang cukup menantang bagi guru adalah pendekatan
pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning atau PBL). Pembelajaran
sejarah disekolah selain untuk melatih siswa berfikir kritis, juga memiliki
fungsi pragmatis sebagai pembentukan identitas dan eksistensi bangsa. Selain
pengetahuan kesejarahan (kognitif), pembelajaran sejarah juga menyimpan
pendidikan nilai untuk pembentukan kesejarah, kepribadian bangsa dan sikap.
Pembelajaran Berbasis Masalah biasanya
terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dari guru memperkenalkan siswa
dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
kerja siswa. Secara singkat kelima tahapan
pembelajaran PBL adalah seperti berikut ini:
Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya. Guru mendiskusikan rubric asesmen yang akan
digunakan dalam menilai kegiatan/hasil karya siswa
Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 Membimbing penyelidikan individu
maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil
karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu
mereka untuk berbagintugas dengan temannya.
Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
mereka gunakan
Mengintgat
perhatian pembelajaran berbasis masalah tidak hanya pada perolehan
pengetahuan deklaratif, maka tugas-tugas asesmen untuk PBL tidak dapat semata-mata teridri dari tes kertas dan
pensil (pencil and paper test). Kebanyakan teknik asesmen dan evaluasi yang
digunakan untuk PBL adalah menilai pekerjaan yang dihasilkan oleh siswa sebagai
hasil penyelidikan/hasil kerja mereka. Seperti pada model pembelajaran
kontekstual lainnya, bentuk asesmen PBL terdiri dari asesmen kinerja dan
portofolio. Berbeda dengan penilaian tradisional (paper dan pencil test).
Penetapan kriteria penilaian tugas-tugas kinerja/ hasil karya harus dilakukan
pada awal-awal pembelajaran dan harus dapat dikerjakan oleh siswa (Fottrell,
1996). Kriteria penilaian itu harus didiskusikan terlebih dahulu bersama siswa
di kelas. Diskusi ini meliputi berapa grade yang harus mereka capai dan siapa
yang akan menilai mereka (guru, siswa, atau ahli luar). Mendiskusikan rubric
pada awal-awal kegiatan akan membuat proyek atau tugas-tugas masalah lebih
konrit bagi siswa dan membantu mereka untuk berpikir dan mendiskusikan ide-ide yang diperlukan.[ki]