Kitab Kuno Nusantara Zaman Hindu-Buddha

Kitab Kuno Nusantara Zaman Hindu-Buddha – Inilah 14 Kitab Kuno Nusantara Zaman Hindu-Buddha. Kitab ini pada mulanya ditulis diatas daun lontar, namun seiring dengan perkembangan tehnologi, kitab kuno ini kemudian disalin kedalam kertas. Masa kerajaan hindu budha yang telah lampau ini memiliki sejarah panjang. Sejarah bangsa Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan yang diadaptasi dari budaya hindu budha ini masih meninggalkan sebuah peninggalan yang cukup berharga untuk dilupakan. Salah satunya adalah kitab sastra. Kitab sastra ini termasuk salah satu peninggalan yang cukup penting dalam perjalanan sejarah bangsa.Kisah perjuangan bangsa Indonesia dan pada masa jaman-jaman Hindu Budha masih berjaya di Indonesia, kitab-kitab ini menjadi satu-satunya cara untu mendokumentasikan saksi sejarah yang sedang terjadi. Perjalanan sejarah tersebut tentu saja tidak dapat dilepaskan dari adanya kitab sastra yang fenomenal tersebut. Kitab sastra pada masa yang terdahulu sering sekali dibuat oleh para pujangga kerajaan. Pujangga ini membuat sebuah karya sastra yang menjadi keinginan para raja. Tentu saja berhubung merupakan keinginan para raja, maka kitab ini dibuat dengan bahasa dan isi yang tidak akan jauh dari bahasa menyanjung para raja yang memesan karya sastra tersebut. Berikut ini beberapa karya sastra kitan peninggalan jaman kerajaan Hindu Budha yang populer di Indonesia hingga kini sebagai saksi perjalanan sejarah bangsa.

Berikut ke 14 kitab kuno tersebut:
  1. Kitab kakawin bharathayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh;
  2. Kitab kakawin Hariwangsa karya Mpu Panuluh;
  3. Kitab Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh;
  4. Kitab Smaradhana karya Mpu Dharmaja;
  5. Kitab Lubdaka karya Mpu Tanakung
  6. Kitab Wrtasancaya karya Mpu Tanakung;
  7. Kitab Kresnayana karya Mpu Triguna;
  8. Kitab Pararaton;
  9. Kitab Sundayana;
  10. Kitab nagarakretagama karya Mpu Prapanca;
  11. Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular;
  12. Kitab Ranggalawe;
  13. Kitab Sarandaka;
  14. Kitab Usana Jawa.

Kitab Peninggalan Hindu Budha Beserta Isinya Yang Tersohor
1. Kitab arjuna wiwaha
Kitab ini dibuat pada jaman kerajaan kediri. Kitab ini dibuat khusus untuk mengabadikan betapa keagungan kerajaan kediri pada waktu ini. Kerajaan kediri yang termasyur ini menarik hati Empu Kanwa untuk membuat sebuah karya sastra yang indah. Karya sastra ini populer dan terbit pada masa kejayaan raja jayabaya. Raja ini memang terkenal karena kekuatannya.
Kitab ini sebenarnya berisi tentang kisah pernikahan antara Airlangga dengan putri kerajaan sriwijaya yang tidak berjalan seperti seharusnya. Kitab ini disusun dengan bahasa yang sangat lembut sehingga kisah ini bisa sampai dengan baik dan menjadi salah satu karya sastra yang cukp populer pada masa itu. Bahkan hingga saat ini. Kisah perjuangan Airlangga untuk mendapatkan cinta dari putri kerajaan Sriwijaya inilah yang membuat kisah ini banyak disukai oleh banyak orang.
2. Kitab bratayudha
Kitab ini merupakan gubahan dari kitab mahabarata yang terkenal hingga kini. Kitab ini juga dibuat pada masa kejayaan kerajaan kediri. Khususnya pada masa pemerintahan prabu jayabaya. Kitab ini dibuat oleh Empu Sedah kemudian diteruskan oleh Empu Panuluh. Kitab yang cukup termasyur ini menceritakan tentang peperangan antara Penjalu dan Jenggala yang cukup sengit.
Peperangan untuk memperebutkan kekuasaan ini memang cukup layak untuk dibaca. Kitab ini memang tidak ubahnya jelmaan dari kitab mahabarata karya Empu Wiyasa. Kisah mahabarata yang cukup terkenal ini tentu saja menjadi inspirasi bagus untuk penyusunan kitab baratayudha. Kitab ini kini diabadikan untuk mengingat kisah perjuangan dan jaman kejayaan kerajaan kediri pada masa pemerintahan prabu jayabaya. Pada saat inilah karya sastra terbaik dari pujangga lahir dan memperkaya khasanah warisan prabu jayabaya.
3. Kitab lubdaka
Satu lagi karya sastra peninggalan kerajaan kediri. Karya sastra tersebut bernama kitab lucdaka. Kitab ini merupakan hasil karya empu Tanukung. Kisah yang diangkat di dalam kitab ini cukup dekat di masyarakat. Kisahnya tentang kehidupan sosial di masyarakat yang sangat dekat di masyarakat. Kehidupan sosial yang diangkat di dalam kitab ini adalah kisah seorang pemburu yang bernama Lubdaka. Pemburu ini termasuk salah satu pemburu yang aktif berburu hewan-hewan di hutan.

Ketika pemburu ini meninggal, pemburu ini kemudian dimasukkan ke dalam neraka. Namun pemburu ini melakukan ritual pertobatan. Ritual ini di dasari oleh kesadaran dan juga kesungguhan hati untuk memperbaiki diri. Kemudian Lubdaka menyembah dew siwa. Hal yang dilakukan oleh lubdaka ini membuat dewa siwa tersentuh kemudian memindahkan lubdaka ke surganya yang abadi.
Kitab ini memiliki pesan moral yang cukup dalam. Bahwa baiknya seseorang tidak akan dinilai dari derajat atau pangkatnya namun akan dinilai dari perilaku dan juga moralnya yang menentukan bagaimana tingginya derajat seseorang manusia. Pesan moral dalam kitab ini sampai sekarang masih sangat sesuai untuk kehidupan masyarakat hingga saat ini.
4. Kitab negarakertagama
Kitab ini merupakan kiab yang merupakan warisan dari kerajaan majapahit. Kitab ini dibuat oleh empu prapanca. Kitab ini dibuat oleh empu prapanca pada masa kejayaan raja hayam wuruk yang memerintah kerajaan majapahit. Kitab ini merupakan kitab yang menceritakan tentang wilayah kerajaan majapahit yang sangat luas.
Cakupan wilayah kerajaan majapahit yang kala itu dipimpin oleh hayam wuruk ini terdiri dari seluruh nusantara dan beberapa wilayah lainnya. Raja hayam wuruk yang berkuasa kala itu berhasil memperluas wilayahnya hingga menguasai sebagian besar wilayah Indonesia.
Semua usaha raja hayam wuruk ini tertuang di dalam kitab negarakertagama yang kini memang menjadi panutan bagi para penguasa yang ada di Indonesia. Sekaligus menjadikan kitab ini memiliki peranan yang cukup penting untuk sejarah bangsa.
5. Kitab smaradahana
Kitab ini ditulis oleh empu darmaja lebih tepatnya pada jaman kerajaan kameswari. Kitab ini menceritakan tentang sepasang suami istri yang bernama smara dan rasti. Kedua diceritakan senang sekali mengganggu dewa syiwa yang sedang bertapa untuk menambah keilmuan.
Berhubung dewa syiwa memiliki kesaktian yang cukup tinggi, maka godaan tersebut tidak dapat mengganggu konsentrasi pertapaan dewa syiwa. Pada akhirnya gangguan itu dapat dimusnahkan oleh kesaktian dewa shiwa yang membakar sepasang suami istri tersebut dengan api yang sangat panas. Api tersebut berhasil membunuh keduanya. Namun karena kebijakan dewa shiwa, keduanya kemudian dihidupkan kembali dan menjadi kameswara beserta bidadarinya.

6. Kitab sutasoma
Kitab ini karya empu tantular. Kitab ini menjadi landasan bagi bangsa untuk berbhineka tunggal ika. Dasar kitab inilah yang menjadikan bangsa indonesia menjadi bangsa yang besar. Kitab ini akan abadi sepanjang perjalanan bangsa Indonesia dengan menyumbangkan pemikiran yang mendasari terbentuknya bangsa Indonesia yang berbudaya. Kitab ini menjadi landasan utama kehidupan berbangsa yang sampai saat ini masih sangat dipegang teguh oleh masyarakat Indonesia untuk berperilaku setiap harinya.
Kitab-kitab sastra peninggalan jaman Hindu Budha ini memang rata-rata menceritakan tentang perjalanan dan juga kejayaan jaman kerajaan. Namun dari situlah budaya bangsa dan juga nilai leluhur bangsa tercipta. Meskipun bukan menjadi dasar resmi, namun setidaknya kitab-kitab inilah yang mengisnpirasi para tokoh-tokoh penting negara untuk berperilaku bijak untuk berpolitik dan menjalankan pemerintahan. Keberadaan kitab-kitab ini menandakan bahwa kerajaan hindu budha sempat besar di Indonesia.[ki]