Masa kehamilan normal
adalah sekitar 37 minggu, namun pada prakteknya ada bayi yang lahir kurang dari
masa tersebut maupun yang lebih lama dari masa kehamilan normal. Bayi yang terlahir
lebih dini disebut prematur dengan salah satu cirinya yaitu bayi terlahir lebih
kecil dari bobot normal dan memiliki organ yang belum sempurna. Sedangkan untuk
bayi yang lahir lebih lama dari 36 minggu, memiliki kecenderungan untuk
terlahir lebih besar meski sekarang ini sudah jarang karena adanya tindakan
operasi cesar dan induksi untuk memacu kelahiran. Dari kedua jenis kelahiran
kurang normal tersebut, bayi prematur memiliki resiko kesehatan yang lebih
tinggi dibandingkan bayi yang lahir dengan masa kehamilan normal dan lebih
lama.
Ada beberapa efek bayi terlahir prematur yang
sering terjadi dan perlu diwaspadai seperti berikut ini:
- Masalah
jantung.
Bayi yang lahir sebelum usia kandungan ibu menginjak 37
minggu sangat rentan memiliki masalah pada jantung. Hal ini disebabkan jantung
kurang sempurna perkembangannya sesuai dengan masa kandungan. Semakin minim
masa kehamilan maka bisa semakin besar masalah jantung yang dapat dimiliki si
bayi. Hingga dewasa, bayi akan lebih mudah terkena penyakit tekanan darah tidak
normal.
- Masalah
pernafasan.
Semakin rendah berat badan bayi prematur akan memiliki
masalah pernafasan yang semakin kompleks. Hal ini bisa berlanjut hingga ia
dewasa terutama masalah asma. Menjauhkan diri dari virus pernafasan dan kebiasaan
buruk merokok adalah hal yang dibutuhkan oleh anak prematur.
- Rentan
stress.
Faktor psikis juga menjadi salah satu resiko kesehatan bayi prematur. Menurut
penelitian hal ini dikarenakan saat masih bayi, mereka mengalami masa seringnya
diambil darah untuk diperiksa dan dipasangi alat kesehatan yang secara tidak
langsung memacu keluarnya hormon kortisol yang juga mempengaruhi metabolisme.
Meski begitu banyak
resiko pada bayi dengan kelahiran prematur, namun sebagai orang tua, Anda
memiliki kewajiban untuk memberikan perawatan maksimal hingga bayi bisa mandiri
dan berkembang secara normal. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan jika dirasa perlu mengenai perkembangan bayi Anda terutama di usia 2
tahun pertamanya.