Dongeng Nenek Tua dan Ikan Gabus Dongeng Klasik dari Sungai Air Jernih Sumatera Barat

Dongeng Nenek Tua dan Ikan Gabus Dongeng Klasik dari Sungai Air Jernih Sumatera Barat - Dongeng adalah cerita fiksi atau mitos yang biasanya disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi. Cerita-cerita dongeng biasanya memiliki unsur-unsur fantastis seperti karakter-karakter magis, makhluk mitos, atau kejadian-kejadian ajaib yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata. Dongeng biasanya memiliki tujuan moral atau pesan yang ingin disampaikan kepada pendengar atau pembaca, dan seringkali digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai atau mengingatkan tentang norma-norma sosial. Dongeng dapat berasal dari berbagai budaya di seluruh dunia dan masih menjadi populer hingga saat ini. Berikut ini dongeng Dongeng Nenek Tua dan Ikan Gabus:

Dongeng Nenek Tua dan Ikan Gabus

Pada Zaman dahulu, ada seorang perempuan tua yang sangat miskin. Pakaiannya hanya yang melekat di badannya. Itupun sudah compang-camping. Pekerjaan sehari-harinya mencari kayu dan daun-daunan di hutan untuk ditukarkan dengan makanan

Pada waktu musim kemarau, sungai-sungai banyak yang kering. Perempuan itu pergi ke hutan; dan ketika ia sampai pada suatu tempat dilihatnya banyak sekali ikan gabus yang kekurangan air.

Perempuan itu sangat gembira. Ia berpikir,"Inilah rezekiku. Aku akan merasakan daging ikan gabus yang sedap. Nanti kugoreng sebagian. Selebihnya akan kujual."

Ia berjongkok sambil memperhatikan ika-ikan gabus itu. LAma kelaman berubahlah niatnya.

"Kasihan sekali ikan-ikan ini. Mereka tidak dapat menyelamatkan diri," pikirnya.

Perempuan itu tidak jadi mengambil ikan-ikan itu. Ia hanya diam saja sambil memandang ikn-ikan itu.

Tiba-tiba ia terkejut. Didengarnya ikan gabus bersar itu berbicara seperti manusia. "Ya Tuhan, berilah hamba hujan!"

Tidak lama kemudian turunlah hujan lebat. Perempuan tua itu berteduh di bawah pohon. Air sungai makin banyak. Ikan-ikn gabus berenang-renang lagi dengan gembira.

Maka pulanglah perempuan itu. Sepanjang jaan ia memikirkan tingkah lakuikan gabus tadi.

Kalau aku minta uang kepada Tuhan seperti ikan tadi minta hujan, mungkin diberi-Nya juga," pikirnya."

Sampai di umah, perempuan tu itu terus meminta uang kepada Tuhan. Ia duduk sambil menengadah dan berseru. "Ya Tuhan, berilah hamba uang!"

Ia memohon terus menerus kepada Tuhan. Ia percaya Tuhan itu ada. Sampai jauh malam i masih terus juga berdoa.

Slah seorang tetangganya, seorang kaya raya jengkel mendengar suara perempuan itu. Dengan marah ia berkata,"Hai tua bangka! JAngan mengganggu orang tidur! Tuhan tidak akan memberikan uang kepadamu. Pergi sajalah ke hutan, mencari kayu dan daun. Ituah rezekimu!"

Perempuan itu tak memperdulikn kemrahan orang kaya tadi. Ia teus saja memohon sambil menengadah.

Si orang kaya mengambil pecahan genting lalu memasukkannya ke dam karung. Ia naik ke tas rumah perempuan itu lalu dijatuhkannya karung tersebut tepat mengenai tubuhnya. Katanya, "Inlah, hai tua bangka uang yang kau minta." Ia turun dan mengintip apa yang terjadi.

Nenek itu ternyata pingsan, tetpai tidak lama. Ia bangun kembai, lalu memeluk karung itu. Waktu dibuknya, dlihatnya auang dan emas perak banyak sekali. Ternyata pecaha kaca dan genting itu berubah menjadi uang ea dan perak.

Perempun itu seketika mnjadi kaya. Kekayaannya jauh lebih esar dari kekayaan tetangganya yang jahat.

Tetangga yang kaya itu iri hati. Imenyuruh pelayannya agar tengah malam nanti menjtuhkan dua karung berisi pecahan kaca dan genting, tepat mengenai dirinya.

Tengah malam,orang kaya itu berteriak-teriak menirukan perempuan tua itu. "Ya Tuhan! Berilah haba uang!" Peayannya segera menjatuhka dua karung tepat mengenai bada oran kaya yang serakah itu tepat mengenai badannya sehingga dia pingsan agak lama. Setelah sadar, ia memeluk kedua karung itu dengan tangannya yang terluka dan patah, lalu membukanya. Sungguh kaget, ternyta pecahan genting dan kaca itu tidak berubah menjadi uang emas dan perak. Sungguh ia sangat sedih sekali, melihat kenyataan seperti itu.[ki]