Jenis-Jenis tanah - Tanah adalah tubuh alamiah yang terdiri
dari lapisan (horison tanah) dari unsur mineral ketebalan variabel, yang
berbeda dari bahan induk dalam morfologi, fisik, kimia, dan karakteristik
mineralogi.
Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah
oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah
berbeda dari batuan induknya karena interaksi antara, hidrosfer atmosfer
litosfer, dan biosfer. Ini adalah
campuran dari konstituen mineral dan organik yang dalam keadaan padat, gas dan
air, partikel tanah pak longgar, membentuk struktur tanah yang penuh dengan
ruang pori. Pori-pori mengandung larutan tanah (cair) dan udara (gas). Oleh karena itu, tanah sering diperlakukan
sebagai sistem negara tiga. tanah Kebanyakan memiliki kepadatan antara 1 dan 2
g / cm ³. tanah adalah. juga dikenal sebagai bumi itu adalah substansi dari
planet kita yang mengambil namanya. Little komposisi tanah planet bumi adalah
lebih tua dari Tersier dan paling tidak lebih tua dari Pleistosen. Dalam
rekayasa, tanah disebut sebagai regolith, atau bahan batuan lepas.
Tanah pembentukan faktor
Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan
menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor
pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan
klasifikasi yang berbeda.
Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei
dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil
group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan
untuk mengelompokkan tanah di Indonesia
Tanah Organosol atau Tanah Gambut. Tanah jenis ini berasal
dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga
kehitaman, tekstur debulempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat
sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk
karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat
di rawa Sumatra, Kalimantan, dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun
perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
Tanah Aluvial.Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami
perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran
sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat di daerah datar
sepanjang aliran sungai
Tanah Regosol. Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru
yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api.
Tanah ini banyak terdapat di daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali,
dan Nusa Tenggara.
Tanah Litosol. Tanah litosol merupakan jenis tanah
berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal
dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna.
Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan di seluruh
Indonesia.
Tanah Latosol. Latosol tersebar di daerah beriklim basah,
curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300–1.000
meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses
pelapukan lanjut.
Tanah Grumusol. Jenis ini berasal dari batu kapur, batuan
lempung, tersebar di daerah iklim subhumid atau subarid, dan curah hujan kurang
dari 2.500 mm/tahun.
Tanah Podsolik. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa,
tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500
mm/ tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang,
warna merah, dan kering.
Tanah Podsol. Jenis tanah ini berasal dari batuan induk
pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah, topografi pegunungan, misalnya di
daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua Barat. Kesuburan tanah
rendah
Tanah Andosol. Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu
vulkan. Penyebaran di daerah beriklim sedang dengan curah hujan di atas 2.500
mm/ tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai di daerah lereng atas kerucut
vulkan pada ketinggian di atas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya
cokelat, abu-abu hingga hitam.
Tanah Mediteran Merah Kuning. Tanah jenis ini berasal dari
batuan kapur keras (limestone). Penyebaran di daerah beriklim subhumid,
topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian di bawah 400 m. Warna tanah
cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning di daerah topografi
karst disebut ”Terra Rossa”.
Hidromorf Kelabu. Jenis tanah ini perkembangannya lebih
dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau
cekungan, hampir selalu tergenang air, dan warna kelabu hingga kekuningan.
Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik
pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan
menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih
menunjukkan struktur batuan induk.
Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan
induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal
terbentuknya tanah. Sehingga faktor yang mendorong pelapukan juga berperan
dalam pembentukan tanah.
Curah hujan dan sinar matahari berperan penting dalam proses
pelapukan fisik, kedua faktor tersebut merupakan komponen iklim. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa salah satu faktor pembentuk tanah adalah iklim. Ada beberapa
faktor lain yang memengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu organisme, bahan
induk, topografi, dan waktu.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas
dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam /
jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tanah Humus. Tanah humus adalah tanah yang sangat subur
terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
Tanah Pasir. Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang
baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang
memiliki butir kasar dan berkerikil.
Tanah Alluvial / Tanah Endapan. Tanah aluvial adalah tanah
yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki
sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
Tanah Podzolit. Tanah podzolit adalah tanah subur yang
umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah
/ dingin.
Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi. Tanah vulkanis adalah
tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur
mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar
lereng gunung berapi.
Tanah Laterit. Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang
tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena
larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
Tanah Mediteran / Tanah Kapur. Tanah mediteran adalah tanah
sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh :
Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tanah Gambut / Tanah Organosol.Tanah organosol adalah jenis
tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan
pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.[ki]