Contoh PidatoPeringatan Maulid Terbaru Memperingati maulid Nabi Muhammad saw,
merupakan keharusan bagi ummat Muhammad saw, atau dalam artian bahwa penting
memperingati Maulid nabi Muhammad SAW, karena Allah SWT-pun telah berfirman
:Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan.”(QS.Yunus:58) Dan Rasulullah saw sendiri menegaskan, bahwa
rahmat yang terbesar yang dikaruniakan Allah SWT kepada alam semesta ini,
adalah dengan lahirnya Nabi Muhammad saw. Demikian sebagimana dinuqil oleh
As-Suyuthi dari Ibn Abbas ra.
Berikut ini Contoh Pidato Peringatan Maulid Nabi SAW
Tiada kata yang pantas untuk
diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian.
Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah terindahnya berupa kesehatan serta
oksigen yang kita hirup tanpa harus membayar sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang
benderang
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1434 H,
bertepatan pada tanggal 24 Januari 2013 seluruh kaum muslim merayakan maulid
Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan
secara turun temurun.
Dalam catatan historis, Maulid
dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah pimpinan keturunan dari
Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini dilaksanakan atas usulan
panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M), kepada khalifah agar
mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya adalah untuk
mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan membebaskan Masjid
al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang kemudian, menghasilkan
efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora pada saat itu.
Secara subtansial, perayaan
Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengena akan keteladanan Muhammad
sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan,
bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang sangat luar biasa dalam
memberikan teladan agung bagi umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus
diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat.
Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta
masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti
toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan,
pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam
tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami
dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi.
Pertama, dalam perspektif
teologis-religius, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus
rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Muhammad
sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan di dunia yang bertugas
membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan “suci” Tuhan
kepada umat manusia secara universal.
Kedua, dalam perspektif
sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal.
Sosok individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, egaliter,
toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian mampu
membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat
sosial yang sejahtera dan tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita
untuk mulai memahami dan memperingati Maulid
secara lebih mendalam dan
fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas
sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang sarat dengan
serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun
menjadikannya sebagai kelahiran sosok pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi
bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin bangsa yang mampu merekonstruksikan
suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran,
humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Muhammad untuk seluruh umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan
Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja, melainkan harus
dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan. Misal,
politik, budaya, ekonomi, maupun agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke
dunia. Datangnya membawa tugas. Perginya meninggalkan bekas. Datangnya membawa
tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun. Datangnya ke dunia diperintah untuk
memperbaiki budi pekerti (sholihah Akhlak) supaya ummat ini menjadi umat yang sopan
santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?. Sopan
terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh. Sopan
terhadap agama yang kita peluk masing-masing. Sopan terhadap diri sendiri. Sopan
terhadap orangtua. Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi. Sopan
terhadap negara.. Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum
makan berdoa dulu bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha
Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk kesopanan. kita kepada Alloh. Dalam
pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa
merupakan bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh. Mereka mengakui
bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini bukan karena pemberian sekutu, bukan
pemberian Jepang dan bukan semata-mata karena perjuangan bangsa Indonesia melawan
Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa. Ada orang yang
berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah karena hasil
perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan kepada Alloh.
Semoga uraian ini bermanfaat.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamu alaikum wr. wb.
Demikianlah artikel mengenai
Contoh Pidato atau Ceramah Maulid Nabi SAW terbaru, semoga artikel ini dapat
memberikan inspirasi bagi kita semua.[ki]