Film Badik Titipan Ayah Badik Titipan Ayah (BTA) aadalah
sebuah film televisi yang ditayangkan oleh SCTV pada tanggal 2 Oktober 2010. Film
ini mengangkat tema tentang budaya siri’ yang dijunjung tinggi dan sangat
dijaga oleh masyarakat suku Bugis-Makassar. Film yang diprakarsai oleh Deddy
Mizwar ini merupakan suatu karya yang jarang ditemukan karena menguak tentang
kearifan budaya lokal Bugis-Makassar. Film ini memicu animo dan antusias
penonton terutama di daerah Makassar karena merasa penasaran dengan judul yang
diusung oleh produser. Nuansa kedaerahan sangat kental di dalam karya ini,
penggambaran tentang bagaimana masyarakat Bugis-Makassar menyikapi dan
menyelesaikan masalah.
Sinopsis Badik
Titipan Ayah
Karaeng Tiro (diperankan oleh Aspar Paturusi) dan istrinya
Karaeng Caya (Widyawati) dilanda prahara keluarga yang sangat memalukan
(siri’). Anak gadis tunggal mereka mereka Andi Tenri (Tika Bravia) kawin lari
(silariang) dengan kekasihnya Firman (Guntara Hidayat). Karaeng Tiro lalu
meminta anak lelaki tunggalnya Andi Aso (Reza Rahadian) untuk menyelesaikan
persoalan tersebut melalui “jalan adat” Bugis-Makassar: jalan yang menggunakan
badik. Bagi orang Bugis-Makassar, persoalan siri’ adalah persoalan adat, dan
harus diselesaikan secara adat. Tugas Andi Aso tersebut didampingi oleh anak
angkat Karaeng Tiro bernama Limpo (Ilham Anwar). Berhasilkah Andi Aso dan Limpo
menemukan Andi Tenri dan Firman? Apa yang akan terjadi antara Andi Aso dan
Firman? Apa yang akan dilakukan LIMPO untuk membela martabat keluarga yang
telah menghidupinya sejak kecil? Yang jelas, kemungkinan besar terjadi
pertumpahan darah. Itu lantaran masih terdapat anutan prinsip bahwa BADIK
terhunus pantang disarungkan sebelum menyesaikan “tugas”nya menegakkan martabat
keluarga. Siri’ na pacce adalah budya yang begitu di junjung di Sulawesi,
dimana orang tidak akan segan untuk membunuh demi mengembalikan harga dirinya .
Sayangnya, sekarang banya yang menempatkan siri’ na pacce bukan pada tempatnya.
Misalnya tawuran mahasiswa yang belakangan sering terjadi. Ada sebuah kutipan
mernarik dalam film ini yang sempat saya catat, yaitu: “…apa artinya hidup jika
benci yang menjadi raja. Apakah puas bisa membuat darah tumpah dan nyawa lepas
dari orang yang kita benci? Apakah perasaan itu yg akan kita rawat dan dibawa
sampai mati?…”.
- Tika Bravani sebagai
Andi Tenri (putri tunggal Karaeng Tiro dan Karaeng Caya)
- Reza Rahadian sebagai Andi Aso (putra Karaeng Tiro dan
Karaeng Caya)
- Guntara Hidayat sebagai Andi Firman (kekasih Andi Tenri)
- Aspar Paturusi sebagai Karaeng Tiro (ayah Andi Aso dan Andi
Tenri)
- Widyawati sebagai Karaeng Caya (isteri Karaeng Tiro/ibu Andi
Aso dan Andi Tenri)
- Iham Anwar sebagai Daeng Limpo (anak angkat Karaeng Tiro)
- Laksmi Aspar sebagai Daeng Kanang
- Edwin Sukmono sebagai Chandra (sahabat Andi Aso)
- Cut Adis sebagai Dewi (kekasih Andi Aso)
- Syahrial Tato sebagai pelatih pencak silat
- Andi Asruddin Patunru sebagai paman Andi Firman
- Syam Asrib sebagai Karaeng Parewa
Film Badik titipan ayah mengambil lokasi syuting di Kota
Makassar, Bira Bulukumba dan Kabupaten Maros.[ki]